Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2011

If I Were a Senator

Satu hal yang paling ingin saya rubah, ujian nasional. Saya ingin menghilangkan ujian nasional dari kurikulum sekolah kita, jika saja saya menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah. Ujian Akhir Nasional yang berlangsung beberapa hari dipilih menjadi standar kelulusan, dibandingkan proses seorang murid di bangku sekolahan selama 6 atau 3 tahun. Tidak adil! Meski sudah ada perubahan yang dilakukan pemerintah, tapi tetap saja. Banyak efek negatif yang diperoleh dibanding sisi positifnya. Kecurangan dan depresi, dua hal yang banyak mewarnai pelaksanaan Ujian ini. Betapa dunia pendidikan yang dulu sangat mengagungkan kejujuran, terpaksa menghalalkan contekan demi tingginya angka kelulusan. Bukan itu saja, bahkan mereka "bekerja sama" dalam kecurangan agar ujian tersebut sukses. Wajah pendidikan kita mau dibawa ke mana kalau begini?

Rencana di Tahun Depan

Insya Allah, masih akan berhubungan dengan buku. Yang pertama, membuat buku sendiri. Setelah "menembus" beberapa antologi, saya bertekad untuk memiliki buku solo. Yang semua aspeknya pasti berdasarkan kemauan saya, sampul, layout, warna, jenis huruf. Isinya, karena tidak menulis secara khusus, semua isi buku itu berasal dari blog saya, dari ini dan yang di multiply. Istilah kerennya BLOOK , a book based on a blog .

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kalau Nggak Ngenet, jadinya Ndeso^^

Mengenal internet semenjak kuliah dan tinggal di Makassar, di saat mencari bahan di internet adalah sebuah keniscayaan. Awal kuliah, saya pernah sekali ikut pelatihan internet, agar lumayan kalau mau masuk ke warnet, biar tak malu-maluin amat, soalnya saya bisa dibilang dari kampung. Di kota kelahiran saya, Kendari waktu itu, internet belum terlalu masif seperti di Makassar.

To You, Mrs.R

"Kenapa ndak ada yang bawa peta?" "Beberapa hari yang lalu kan sudah dikasih tau, hari ini bawa peta!" "Keluar semua!" Kami pun berbaris keluar. Lalu, pletak!!!  Satu persatu pantat kami diberi lidi, kecuali saya. Saya mendapat dispensasi, karena masih terhitung murid baru. Walau tak ikut dihukum, tapi saya seperti mendapat shocktherapy pagi itu, begitu menyeramkan. Tak sangka, sekolah di kampung itu begitu horor dibandingkan di kota. Saya melempem, menciut, tak berani berbuat yang macam-macam di sini. Ibu guru Randafo,  so scary .

Tak Dibuang Sayang, Arena MTQ

Jika ditanyakan lahan terbuka  publik yang representatif, kami sempat berpikiran untuk mengambil lokasi lain selain yang ini.  Namun, setelah melalui pertimbangan, kami pun sepakat dengan tempat ini, Arena MTQ (MTQ Square ). Kendari, kota yang melingkari sebuah teluk bernama sama, adalah kota kami.  Namanya mungkin tak sebesar kota Makassar,  tapi  Kendari punya landmark  sekaligus ruang terbuka publik yang mengagumkan, Arena MTQ. Penampakan kawasan Arena MTQ dari atas (citra google earth)

Gara2 Ngeblog, tambah teman dan punya buku!

Sejak 2006, di saat sedang galau karena tak kunjung dapat kerja (#eeeaaaa) saya mulai nge-blog. Awalnya sih buat  blog indosiar, tapi ternyata tak berketerusan, passwordnya lupa dan juga usernamenya (parahhh..).  Namun, semangat tak pernah patah, maju terusss. Berbekal tutorial dari blognya  mas Fatih , saya kembali membuat blog di tahun 2007. Kali  ini di blogger, diberi judul  piaharuddin , sesuai dengan nama panggilan saya.   Di tahun 2008, saya pindah ke ibukota. Akses internet yang kencang juga memacu semangat ngeblog saya. Blog ini saya  ganti namanya menjadi mudhalifanaharuddin , penyegaran.  Tahun 2008 adalah masa keemasan blogspot saya, karena saya rajin mengisinya. Tetapi, trend ini lama-lama menurun, era Facebook datang menghadang. Di tahun ini juga saya membuat banyak blog lain, salah satunya dan masih bahkan makin aktif adalah di multiply .

Kabar Baik dan Kabar Buruk

Beberapa hari yang lalu, saya dihadapkan pada dua kenyataan berbeda, kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya, buku pertama yang memuat tulisan saya akhirnya terbit. Kaget sebenarnya, sebab waktu pengumpulan naskah dan tanggal terbitnya berdekatan, kurang dari sepuluh hari.  Buku "MudikStory'  adalah kumpulan kisah-kisah para pemudik di hari Lebaran. Saya mendapatkan info proyek buku ini dari twitter, media sosial yang baru saya "tekuni". Infonya sudah lama berseliweran di timeline saya, tapi saya baru  tertarik setelah kepala proyek mengumumkan masih ada empat tempat tersisa dengan deadline dalam dua hari. Saya bersemangat, akhirnya  saya mengirimkan tulisan saya, dan alhamdulillah diterima.

[potratpotret] Warna-Warni

blossoms Gambar-gambar kali ini adalah hasil motret iseng..:) Sebagian besar di dekat kantor. Dengan  kamera hape SoNer cedar 2MP, lumayanlah buat pemula ( narcis detected ). Sebagian besar juga ada di facebook saya . Dan, selamat menikmati..doomo^^ harbor of dreams

Ke Pasar Tradisional

Beberapa minggu yang  lalu, saya mendapat pemandangan langka. Seorang remaja lelaki menemani ibunya berbelanja di pasar. Kenangan pun kembali mengajak saya, memutar memori, tentang pasar tradisional. Ritual ini adalah hal yang saya benci, waktu kecil dulu. Betapa tidak, pasar adalah tempat dimana kakiku tak pernah selamat dari becek dan lumpur, lengket -basah dan bau. Belum lagi bau dan panasnya, pokoknya segala ketidaknyamanan ada di pasar. Mama tidak mau tau, dia biasa berjalan di depan dan selalu menyuruh saya berjalan lebih cepat lagi,dan lebih sering lagi meninggalkan saya yang bergulat dengan tanah berlumpur dikaki. Sekarang, ke pasar adalah kebiasaan baru lagi. Dalam seminggu, berbelanja di pasar bisa saya lakukan tiga atau empat kali. Rajin? Bukan. Ini dikarenakan tempat transit angkot saya ada di pasar. Jadi, sekalian saja saya lakukan, toh tidak butuh ongkos lebih dan tidak memakan waktu banyak. Lagipula, pasarnya juga kalau hujan tidak terlalu becek. Ojeknya

Amorphophallus, tamu tak diundang.

Beberapa minggu lalu, kantor kami kedatangan tamu  agung.  Sebentuk bunga langka telah tumbuh di pekarangan kantor, Amorphophallus sp, yang banyak dikenal sebagi Bunga Bangkai (Corpse Flower). Awalnya kabar ini saya anggap bualan belaka,  "ahh, palingan bunga biasa saja, bukanlah..bukan bunga bangkai.." , tapi melihat foto bunga itu yang baru diambil teman saya pagi hari, saya pun bergegas guggling , mencari tahu apa dan bagaimana bunga bangkai itu (bukannya meluncur langsung ke TKP, hehe ). Teman saya berseru "Raflessia Arnoldi, bunga raksasa..", dan memang, banyak yang salah mengira bunga bangkai dan Rafflesia Arnoldi sama saja. Padahal, keduanya jauhh berbeda.  Kalo Rafflesia Arnoldi itu tidak bertangkai, berdaun, berbatang, sedang  bunga bangkai itu tumbuhan lengkap, ada daun, batang dan tangkai.             Bunga Bangkai aka Amorphophollus sp.

Memecahkan Rekor.

Seumur hidup, saya belum pernah punya rekor, apalagi yang nasional.  Kalau bolos atau telat masuk kelas dianggap bisa termasuk rekor, mungkin saya berhasil punya berkali-kali rekor nasional, hehe :) Tapi, memang rejeki ndak akan kemana.  Tak sengaja, saat sedang pesbukan, saya  melihat halaman yang menarik mata saya, 1001 Wajah Teluk Kendari. Teluk Kendari, adalah salah satu interest saya setelah pulang kampung.  Dan Fotografi, adalah salah satu passion baru saya, walau cuman bermodal kamera hape.  Dua hal itu digabung, tanpa diundang pun, saya rela menceburkan diri,  :-) Berita itu saya bagi dengan seorang teman, yang rupanya sangat antusias juga.  Setelah mengisi form pendaftaran, kami pun siap beraksi-memecahkan rekor, yeee! Sabtu, 25 Juni, cuaca Kendari agak kurang kondusif.  Hujan terus turun, dan sepertinya tak mau berhenti dalam waktu sesingkat-singkatnya.  Hati menjadi  bimbang, mungkin kah sebentar akan berhasil?  Ditambah kondisi badan yang habis demam, menambah ciut nya

Newbie on The Block

Sekarang, punya gadget baru, hasil dari kerja, bukan dari minta-minta atau ngemis ( senengya! ). Sebenarnya, sudah sekitar 3 bulan yang  lalu saya beli, tapi ceritanya baru sekarang (gpp, daripada gak cerita).  Punya uang yang cukup banyak di tabungan membuat saya berpikir "ini harus diwujudkan jadi sesuatu, kalo tidak, pasti akan menguap entah kemana..", dan akhirnya berwujud sebuah Laptop Lenovo G460 yang murah meriah.  Sayangnya, karena keterbatasan biaya, saya tidak memakai Sistem Operasi awam, Windows.  Saya bertekad memakai OS gratisan, dan boleh unduh, yakni Ubuntu. Setelah berbagai masalah dan complicated problems ( pokok e ruibett .), Ubuntu 10.10  Maverick Meerkat pun berhasil nangkring di lapie ini.  Hal selanjutnya , adalah kostumisasi, yakni pengadaptasian sistem ini dengan kebutuhan dan keperluan saya.  Jalan berliku lagi, karena musti mengotak-atik berbagai program yang kompatibel dengan yang biasa saya pakai di Windows. Di kantor pusat, mungkin bisa dengan

Tadaima

Jalanan terasa panas, panas yang menyengat.  Tapi,aku senang. Perjalanan menuju rumah membuatku ingin tidur saja, mataku tak mampu ku tahan lagi, pulas. Walau cuman sekejap, aku sukses terlelap. Di kota ini, kota yang mulai menggeliat ini, dengan bangga kukatakan, adalah kotaku. Kampungku, yang adalah tempat asalku. Yang selama tiga tahun selalu kurindu. Di kota ini, semua keluarga dan sahabat kumpul jadi satu. Jauh dari mereka membuatku merana. Pete-pete(baca-angkot) yang mengantarku mulai bergerak lagi. Panas mentari semakin terasa, udara membuat peluhku mengalir. Panas yang juga kurindu. Udara hangat satu ini tak sama dengan yang dikota itu, kawan. Jelas berbeda. Sejam tak terasa.  Pintu rumahku telah terlihat. "tadaima.." aku telah pulang. *sebagai "peringatan" kepulangan saya kembali di kampung..^^ *gambar diambil dari sini

A Letter for Our Major

Yth Bapak Walikota di Meja Kerja Asssalamua'alaykum Pak, Nama saya Mudhalifana, salah seorang warga bapak. Mau Curhat.. Bapak sudah pernah keliling-keliling kota Kendari belum? Kayaknya belum deh Pak. Soalnya banyak jalanan yang masih rusak, dan rusaknya tidak tanggung2.. Contohnya jalanan ke arah Mata, daerah terluar di wilayah kekuasaan Bapak. Sepanjang jalan yang langsung berbatasan dengan laut, jalanannya sudah bolong semua, Aspalnya entah kemana. Padahal itu akses ke tempat wisata loh Pak, jadi perhatian wisatawan/wisatawati yang mau liburan ke Kasilampe dan Toronipa. dan jadi jalur diriku ke tempat kerja. Tolonglah pak, diperbaiki. Kalo perlu disurvei dulu, soalnya jalanan yang dibangun dipinggir laut rawan.. Sama perembesan air laut..(Bapak pasti lebih tau) dan juga, trayek angkot ke sana, diperhatikan... Karena, trayek angkutan yang tertib dan lancar mencerminkan kemajuan sebuah daerah.. Harap bisa dipertimbangkan... Salam warga biasa Mud