Saya menyebutnya silaturahmi. Dua minggu di Bogor dan 2 hari di Jakarta itu seperti menggali memori kembali saat tinggal di sana.
Rumah kos saya yang dulu sudah tak berpenghuni. Di pagarnya sudah terpampang tulisan DIJUAL. Beberapa rumah di sekitarnya juga telah berubah, ada yang hilang dan berganti rupa. Yang bertahan hanya kosan depan. Di sanalah saya menginap satu malam.
Penjual pecel lele langganan saya dulu setiap hari libur pun telah berganti. Namun, suasananya tetap sama. Tak berubah.
Kawasan Jalan Angkasa 1 di Kemayoran itu dulunya adalah perumahan bagi karyawan Merpati. Maskapai yang kini dililit berbagai masalah. Para penghuninya sudah banyak yang tidak tinggal di sana. Rumah-rumah itupun diganti menjadi kos-kosan yang menarik banyak pegawai kantoran yang kebetulan juga banyak di sekitarnya, termasuk kantor saya, BMKG.
Kantor saya dulu juga telah berubah banyak. Kini telah ada gedung tinggi tingkat belasan. Ruangan saya dulu juga telah berpindah lantai.
Saya tak berlama-lama di kantor itu. Sekedar bertemu muka dan bertukar kabar dengan rekan lama. Walaupun tak sepenuhnya putus kontak.
Memori dan hubungan baik dengan rekan kerja yang lama memang cukup membantu saya saat di Kendari.
Silaturahmi ini baru kesampaian setelah tiga tahun, hehe. Setelah di Desember kemarin kepikiran untuk ke Jakarta buat mengurus dokumen. Ternyata, ditakdirkan buat urusan yang lain.
Tahun 2017 hampir berlalu, begitu pula dengan gelaran turnamen-turnamen Badminton sepanjang tahun 2017 telah ditutup dengan berakhirnya Superseries Final di Dubai pada 17 Desember yang lalu. Bagaimana dengan prestasi pebulutangkis kita sepanjang tahun ini, apakah lebih baik dari capaian di tahun 2016 lalu? Kalau tahun lalu, prestasi paling puncak adalah emas di Olimpiade Rio yang direbut oleh pasangan andalan kita, Tontowi Ahmad (Owi) dan Liliyana Natsir (Butet). Hampir tidak berbeda di tahun ini, pada bulan Agustus di Kejuaraan Dunia Bulutangkis yang merupakan salah satu ajang bergengsi di dunia bulutangkis, gelar Juara Dunia Ganda Campuran kembali dipersembahkan oleh pasangan Owi dan Butet. Gelar yang pernah juga mereka raih di tahun 2013 yang lalu. Owi dan Butet juga meraih gelar di Indonesia terbuka Super Series Premier (SSP) di bulan Juni, yang sangat istimewa karena gelar di rumah sendiri inilah gelar yang paling sulit mereka dapatkan selama berpasangan. Gelar super seri...
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.