Langsung ke konten utama

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain.

Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.


Apakah sumber air di negara ini akan terus ada? Pertanyaan sulit. Tapi, dari sebuah artikel yang dirilis di Forum Air Dunia II tahun 2000 di Den Haag, Belanda,  menyatakan Indonesia bisa dilanda krisis air di tahun 2025 (sumber dari sini). Gambaran yang mengkhawatirkan.

Konservasi air adalah jawaban paling jitu buat kekhawatiran ini. Prinsipnya adalah menjaga keseimbangan air di dunia, agar saat musim hujan tidak kebanjiran dan waktu musim kemarau tidak kekeringan.
Konservasi air, dalam teorinya menyinggung berbagai bidang kehidupan. Sebab, banyak segi yang dilingkupinya, seperti pertanian, industri, rumah tangga, perkebunan, tata ruang dan lain-lain, karena memang semua memakai air atau berdampak kepada sumber dan kualitas air. Secara desain besarnya ini sudah pasti memerlukan kekuatan yang lebih besar, yakni kebijakan pemerintah.

Namun, tantangan terbesar dalam mengkonservasi air adalah budaya dan kebiasaan masyarakat. Kita terbiasa hidup dengan air melimpah, jadi mudah untuk membuang-buang air.
Beberapa contoh kebiasaan atau hal yang lazim, sehingga dianggap remeh diantaranya:
1. Mandi yang lama, dan bisa menghabiskan setengah bahkan satu bak air.
2. Mencuci dengan busa sabun melimpah, membuat semakin banyak air untuk membilasnya.
3. Membiarkan kebocoran pada pipa.
4. Menutup daerah resapan air hujan dengan semen, terutama pekarangan atau halaman rumah.
Dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Sesuai dengan judul tulisan saya kali ini, saya mencoba berbagi dengan mengajukan ide buat pembaca agar mengambil langkah kecil untuk konservasi sumber air, langkah dari kita sendiri yang walau terlihat kecil namun berarti besar.

Yang pertama, kurangi jumlah air yang kamu pakai saat mandi. Salah satu caranya, jangan berlama-lama di kamar mandi, kecuali kalau sedang sembelit (^^). Ingat, air yang ada di sumbernya tidak tak terbatas.   Satu lagi, orang Indonesia terkenal boros air saat mandi. Kebiasaan mandi warga Indonesia lebih dari satu kali sehari menyumbang pemborosan air sangat banyak, sebuah kebiasaan yang perlu ditinjau ulang. Demi konservasi air. (Kebetulan penulis memegang prinsip sehari mandi cukup sekali)

Kedua, usahakan jangan membeli sabun/deterjen dengan busa yang banyak. Busa yang berlebihan tidak menjamin pakaian jadi bersih. Busa juga tidak baik buat lingkungan. Sedikit busa lebih baik, juga ramah lingkungan. Masyarakat kita terbiasa membilas tiga kali akibat busa yang banyak, sehingga penggunaan air dari mencuci saja sekitar 1,17 miliar meter kubik setahun (data BPS, 2005).

Perhatikan sambungan pipa di rumahmu, siapa tahu ada kebocoran dalam jumlah besar. Potensi kehilangan air (water loss) sangat besar di sini, sekitar 20 liter per hari. Sangat berarti bila kita meminimalisirkannya.


ilustrasi pipa bocor
Jangan membangun rumah dengan menutup halaman memakai plesteran semen. Tutupilah dengan rumput atau paving block. Kalau bisa ditambah dengan lubang biopori.  Jangan biarkan tanah di rumah kita  tak bebas untuk bernapas dan menampung air hujan. Akibat tidak mau repot dengan rumput dan daun-daun yang mengotori, atau supaya bisa dijadikan tempat menjemur yang luas, sering halaman rumah diplester dengan campuran semen dan pasir. Ini bisa mengurangi luasan peresapan air hujan ke tanah, sebuah kerugian bagi alam dan penyimpanan air alami.

Beberapa langkah kecil yang bisa kita mulai, dari diri sendiri, di dekat kita, mulai sekarang juga.



-------------------------------------------
Tulisan ini dibuat untuk mengikuti Lomba Blog 

“Konservasi Sumber Daya Air di Mata Blogger”

Yang diselenggarakan oleh AQUA dan dagdigdug.com.

Salam lestari ^^

Komentar

  1. air memang kebutuhan pokok manusia dan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. salut artikelnya. ditunggu kunjungan dan koomentar baliknya

    BalasHapus
  2. Selamat ya Pia... Jadi juara 3...

    BalasHapus
  3. selamat dan sukses atas kemenangannya.
    terbukti kalau SDM di SULTRA tidak kalah hebatnya.

    http://donortekstual.blogspot.com/

    BalasHapus
  4. Meski telat ngucapinnya sing penting hadiahnya udah ditangan, bener ngga? Btw, tetap semangat menulis yach...

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Ayam masak Gholo

Ada yang berbeda di lebaran tahun ini. Bukan karena Mama ga masak heboh, bukan. Tapi tentang menu kuliner lebaran yang hampir seragam di keluarga kami. Adalah Ayam masak gholo. Makanan berbahan utama ayam kampung yang segar-segar enak, slrrrrp. Dari tahun lalu sebenarnya Mama sudah membuatnya saat lebaran, menemani coto yang tak kalah lezatnya. Hanya saja baru tahun ini semua rame-rame minta resep bahkan ada yang minta dibuatkan bumbu oleh Mama. Jadilah kali ini hidangan lebaran kami bertema Ayam masak gholo. Karena Mama sudah berbaik hati membagi resepnya, maka juga dengan senang hati menerima hasil akhirnya, haha. How to make it? Gampang banget. Gholo dalam bahasa Muna berarti kedondong, tapi aslinya hanya daunnya yang dimanfaatkan. Bahan-bahannya sbb, Ayam kampung yang sudah dipotong-potong. bumbunya, bawang putih dan bawang merah plus merica. Sereh.Serta garam dan gula sebagai penyedap. Dan daun kedondong. Cara masaknya. Rebus ayam dengan diberi sereh dan garam. Lalu, ha

Dari Prof. dr Soeharsoyo, Sp.Ak ke dr. William Adi Tedja, TCM, M.A

Bermula dari status Prof.dr. Soeharsoyo, Sp.Ak (ket. Sp.Ak = Spesialis Akunpuntur Medik kalau tidak salah) yang membagikan jam kerja organ tubuh manusia. Saya pernah membaca hal yang serupa, tapi seingat saya tak ada nama professor di dalamnya. Dan ternyata benar, dari hasil gugling, nama professor itu hanya muncul sedikit, cuma 3 atau 4 sumber yang mencantumkannya. Adapun tentang jam kerja organ yang memang banyak di-copast oleh beberapa blog, banyak yang bahkan tidak menyebutkan sumber atau narasumbernya.  http://m.kompasiana.com/post/read/582457/2/jam-kerja-organ-tubuh-manusia.html Gugling dengan kata kunci jam kerja organ tubuh ketemu artikel ini,  http://www.fimadani.com/inilah-jadwal-jam-kerja-organ-tubuh-manusia/ Dari situ ada kata pengobatan TCM atau pengobatan  tradisional Cina. Gugling lagi dengan kata kunci pengobatan TCM dan jam kerja organ ketemu ini, http://www.stikes-kapuasraya.ac.id/index.php/artikel/10-jam-piket-organ-tubuh Nah, ada