Langsung ke konten utama

Nitip Kurma Ya!

Semenjak pindah ke Jakarta, ada saja pesanan dari kampung. Mulai dari buku, tas, alat-alat kedokteran, dvd, dan yang terakhir kurma. Seorang teman yang sedang menjalankan terapi dan membutuhkan kurma sebagai "syarat" terapinya, meminta saya untuk mencarikannya kurma, wajib!! Awalnya, saya agak enggan untuk memenuhinya. Tapi, setelah melalui proses "pembujukan paksa", saya pun mengiyakannya.
Rencanapun disusun, pertama dengan bertanya di mana kira-kira lokasi strategis penjual kurma. Beberapa lokasi saya peroleh, yakni di Tanah Abang, pasar Kwitang, Atrium Senen dan Alfamart. Setelah melalui tahap pemikiran secara seksama, akhirnya saya putuskan untuk ke Atrium saja. Sore itu, berangkatlah saya ke Atrium, target Foodmart.
Setelah tiba disana, betapa kecewanya saya, ternyata kurmanya tidak ada. Setelah belanja beberapa barang, pencarianpun saya teruskan. Target selanjutnya Alfamart Garuda. Namun, di sana juga tidak menjual kurma. Waktu beranjak Isya, namun kurma belum juga saya dapatkan. Dengan langkah gontai, saya melangkah ke arah Giant Golden Trully. Supermarket yang cukup dekat dengan tempat tinggal saya ini rupanya adalah tempat tak terduga bagi saya. Setelah berputar-putar di dua supermarket, akhirnya saya memperoleh buah kurma di sini. What a journey!!!!
(Yoe', bagemana, sudahmi pesananmu to??)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Dari Prof. dr Soeharsoyo, Sp.Ak ke dr. William Adi Tedja, TCM, M.A

Bermula dari status Prof.dr. Soeharsoyo, Sp.Ak (ket. Sp.Ak = Spesialis Akunpuntur Medik kalau tidak salah) yang membagikan jam kerja organ tubuh manusia. Saya pernah membaca hal yang serupa, tapi seingat saya tak ada nama professor di dalamnya. Dan ternyata benar, dari hasil gugling, nama professor itu hanya muncul sedikit, cuma 3 atau 4 sumber yang mencantumkannya. Adapun tentang jam kerja organ yang memang banyak di-copast oleh beberapa blog, banyak yang bahkan tidak menyebutkan sumber atau narasumbernya.  http://m.kompasiana.com/post/read/582457/2/jam-kerja-organ-tubuh-manusia.html Gugling dengan kata kunci jam kerja organ tubuh ketemu artikel ini,  http://www.fimadani.com/inilah-jadwal-jam-kerja-organ-tubuh-manusia/ Dari situ ada kata pengobatan TCM atau pengobatan  tradisional Cina. Gugling lagi dengan kata kunci pengobatan TCM dan jam kerja organ ketemu ini, http://www.stikes-kapuasraya.ac.id/index.php/artikel/10-jam-piket-organ-tubuh Nah, ada

Ayam masak Gholo

Ada yang berbeda di lebaran tahun ini. Bukan karena Mama ga masak heboh, bukan. Tapi tentang menu kuliner lebaran yang hampir seragam di keluarga kami. Adalah Ayam masak gholo. Makanan berbahan utama ayam kampung yang segar-segar enak, slrrrrp. Dari tahun lalu sebenarnya Mama sudah membuatnya saat lebaran, menemani coto yang tak kalah lezatnya. Hanya saja baru tahun ini semua rame-rame minta resep bahkan ada yang minta dibuatkan bumbu oleh Mama. Jadilah kali ini hidangan lebaran kami bertema Ayam masak gholo. Karena Mama sudah berbaik hati membagi resepnya, maka juga dengan senang hati menerima hasil akhirnya, haha. How to make it? Gampang banget. Gholo dalam bahasa Muna berarti kedondong, tapi aslinya hanya daunnya yang dimanfaatkan. Bahan-bahannya sbb, Ayam kampung yang sudah dipotong-potong. bumbunya, bawang putih dan bawang merah plus merica. Sereh.Serta garam dan gula sebagai penyedap. Dan daun kedondong. Cara masaknya. Rebus ayam dengan diberi sereh dan garam. Lalu, ha