Satu hal yang paling ingin saya rubah, ujian nasional. Saya ingin menghilangkan ujian nasional dari kurikulum sekolah kita, jika saja saya menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah. Ujian Akhir Nasional yang berlangsung beberapa hari dipilih menjadi standar kelulusan, dibandingkan proses seorang murid di bangku sekolahan selama 6 atau 3 tahun. Tidak adil! Meski sudah ada perubahan yang dilakukan pemerintah, tapi tetap saja. Banyak efek negatif yang diperoleh dibanding sisi positifnya. Kecurangan dan depresi, dua hal yang banyak mewarnai pelaksanaan Ujian ini. Betapa dunia pendidikan yang dulu sangat mengagungkan kejujuran, terpaksa menghalalkan contekan demi tingginya angka kelulusan. Bukan itu saja, bahkan mereka "bekerja sama" dalam kecurangan agar ujian tersebut sukses. Wajah pendidikan kita mau dibawa ke mana kalau begini?
Warga negara dan wanita indonesia biasa, and a muslim, too.