Langsung ke konten utama

Gara2 Ngeblog, tambah teman dan punya buku!

Sejak 2006, di saat sedang galau karena tak kunjung dapat kerja (#eeeaaaa) saya mulai nge-blog.
Awalnya sih buat  blog indosiar, tapi ternyata tak berketerusan, passwordnya lupa dan juga usernamenya (parahhh..).  Namun, semangat tak pernah patah, maju terusss. Berbekal tutorial dari blognya mas Fatih, saya kembali membuat blog di tahun 2007. Kali  ini di blogger, diberi judul piaharuddin, sesuai dengan nama panggilan saya.  

Di tahun 2008, saya pindah ke ibukota. Akses internet yang kencang juga memacu semangat ngeblog saya. Blog ini saya  ganti namanya menjadi mudhalifanaharuddin, penyegaran.  Tahun 2008 adalah masa keemasan blogspot saya, karena saya rajin mengisinya. Tetapi, trend ini lama-lama menurun, era Facebook datang menghadang. Di tahun ini juga saya membuat banyak blog lain, salah satunya dan masih bahkan makin aktif adalah di multiply.

Apa yang saya dapatkan dari ngeblog? Banyak. Saya menyadari, baru setelah kuliah, kalau saya lebih senang menulis daripada ngomong. Tapi, bukan yang berat-berat, tentang hal-hal sekitar kita aja. Dan, saya tahu kalau cuma di kertas , semua akan hilang tak berbekas. Saya butuh media yang lebih kekal, dan yang paling tepat adalah blog. Di sini, saya bisa curhat sebebasnya, bicara tentang apapun yang saya mau, saya suka dan tentang yang saya tidak suka.  Dari sini, saya jadi latihan menulis. Dan latihan ini, lahir sebuah buku.


Buku MudikStory, kisah2 para pemudik


Dari kebiasaan ngeblog ini juga, saya bisa berkenalan dengan orang-orang hebat.  Para penulis, motivator, relawan-relawan, para guru, mahasiswa teladan, ibu rumah tangga yang super, pekerja kantoran yang juga penulis, dosen, potografer handal, peneliti, pokoknya para blogger dengan berbagai macam latar belakang.  Mereka punya blog-blog dahsyat, yang terkadang membuat saya iri, dan di saat yang sama terinspirasi. 

Berkat ngeblog juga, saya banyak diminta menjadi guru blogging, hehe, terutama teman-teman SMA.  Beberapa bahkan telah lebih jago dari saya, karena lebih ulet ngutak-ngatiknya.  Buat blog sebenarnya mudah, mengisinya yang tak mudah. Itu yang saya katakan kepada teman saya yang "merengek" minta dibuatkan blog, dan dia telah membuktikannya. Istiqamah dalam ngeblog, sesuatu yang terus saya upayakan hingga hari ini, insya Allah.


Oh, ya , hari ini katanya Hari Blogger Nasional, saya baru tahu (dudul...dudul..).

Komentar

  1. "Buat blog sebenarnya mudah, mengisinya yang tak mudah."

    saya merasakannya di tahun ini, berat sekali rasanya jari-jari ini untuk menyapa tuts keyboard :(

    makanya seringkali "terpaksa" diselipkan stream youtube, sekedar mendendangkan suara jiwa. walau mungkin hanya saya sendiri yang bisa menikmatinya.. :)

    selamat hari blogger nasional

    BalasHapus
  2. Kamu punya buku ya Pi? Waahhh, ga nyangkaaa... :)

    BalasHapus
  3. @Yuan..iyah..apalagi kalo punya dua..hehehe :P

    @Clar..iya clar, mau beli ga? ;-)

    BalasHapus
  4. sejutu.. eh salah setuju mbak
    bikin blog emang mudah, merawatnya yang susah.

    BalasHapus
  5. Hehe.
    Yap. Istiqamah nulis blog itu susyah.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.