Langsung ke konten utama

Jepang atau Korea?

Maniak atau tidak, yang jelas saya suka drama. (Tapi bukan sinetron Indonesia, ya, catat!) Drama yang ini adalah dorama (drama Jepang) dan k-drama (drama Korea). Dan, tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu keenam. 
Silakan dinikmati :)

Dorama^^ 
Ada siswa baru di sekolah. Penampilannya menyeramkan, rambutnya kusut, jalannya aneh dengan kepala yang selalu menunduk. Nobuko Kotani namanya. Di pihak yang lain, Kiritani Shuji adalah siswa paling populer. Walau mukanya biasa (pendapat saya loh ya, penggemarnya Kamenashi Kazuya jangan marah, hehe), namun sifatnya yang supel, punya banyak kawan dan punya pacar paling cantik di sekolah membuatnya disukai banyak orang. Kemudian, ada Kusano Akira. Cowok yang status kepopulerannya berbanding terbalik denga Shuji. Bertiga mereka lalu berteman. Shuji dan Akira akhirnya menjadi "produser" bagi Nobuko (yang mereka ganti namanya menjadi Nobuta. Tujuannya: Membuat Nobuta menjadi siswi paling populer di sekolah. (Nobuta wo Produce, 2005)
Cuplikan di atas berasal dari dorama Nobuta wo Produce, dorama yang banyak bercerita tentang persahabatan. Dorama yang saya tonton di tahun 2009 setelah membaca rekomendasi beberapa review di blog para pecinta dorama. Dorama yang sangat menyentuh dan bertaburan makna. Very recommended :)
Dorama atau drama Jepang sudah saya jumpai semenjak kecil. Masih ingat dengan Oshin? Kisah Oshin, seorang pengusaha jaringan supermarket di Jepang pernah ditayangkan di TVRI di tahun 80-an itu adalah salah satu dorama yang sukses di Indonesia. Juga Rindu-Rindu Aizawa yang pernah tayang di TPI, yang bercerita tentang gadis kecil yang berjuang setelah ditinggal kedua orangtuanya. Dan banyak dorama-dorama lain yang diputar di stasiun TV nasional (terutama Indosiar). 
Hobi saya akan dorama semakin menjadi saat beberapa lama bekerja di ibukota. Karena sering membaca review dari dorama, serta berteman dengan yang suka nonton dorama, saya pun mencoba beberapa judul. Dan hasilnya, saya suka. Galileo, Voice, Hanakimi, Nodame Cantabile, Hero, Change, Keizoku, Lunch Queen, Jin, TRICK, Kaisefu no Mita, adalah beberapa judul yang menurut saya sangat berkesan. Cerita yang keren, akting yang bagus, musik yang mendukung (dan beberapa sangat lucu, menghibur) serta banyaknya makna di balik cerita membuat tak ada penyesalan setelah menonton. Satu lagi, satu serial biasanya hanya terdiri dari 9 sampai 11 episode. Tak berpanjang-panjang, cocok untuk saya yang biasanya tak sabar ;)
Sayangnya, kini dorama tak semenarik yang dulu bagi saya. Kualitasnya produksi dua tahun belakangan jauh dari dorama-dorama lama bahkan yang jadul sekalipun. Cerita, akting, pesan, semuanya jarang yang kena di hati. Bahkan Galileo di season duanya yang sedang tayang di sana, mengecewakan bagi saya. Padahal, season satunya te-o-pe be-ge-te, top banget dah.

K-drama :)

Beda dengan dorama, kdrama saya jumpai setelah kuliah. Serial All about Eve yang berkisah tentang persaingan dua reporter tv yang pintar dan cerdas dalam cinta dan karier, menghanyutkan kami satu kosan, termasuk dengan nenek pemilik kos.
Beberapa unsur drama korea, terutama makjang, sangat mirip dengan sinetron Indonesia. Ada kisah si kaya dan si miskin, cinderella, rahasia kelahiran, pengkhianatan/perselingkuhan, cinta segitiga hingga tak terhitung seginya, dll.  Itulah mengapa banyak drama Korea yang laris di Indonesia.
Judul-judul drama korea jadul yang menurutku bagus di antaranya Full House, Sassy Girl Chun Hyang, Dae Jang Geum, Princess Hours
Drama produksi sekarang? Jarang yang bagus. Rupanya di Korea sana tak beda dengan di sini, Indonesia. Sistem produksi dramanya sekarang kebanyakan kejar tayang (live shot). Semua bergantung kepada rating dan kebijakan televisi. Sehingga drama yang ratingnya jelek, bisa tiba-tiba di"putus" di tengah jalan. Efeknya, ya kepada kualitas drama yang dihasilkan.
Meski begitu, kdrama sekarang memiliki basis penggemar yang luas. Tak heran, review, liputan dan streamingnya tersebar luas di dunia maya.

***
Beberapa dorama coba diadaptasi ke k-drama, namun saya tak menyukainya. Dragon Sakura menjadi God of Study, Haken no Hinkaku menjadi God of Workplace, Proposal Daisakusen menjadi Operation Proposal, Jin menjadi Time Travel Dr. Jin. Doramanya bagus sekali, namun setelah diadaptasi kok hancur?? Mungkin karena faktor-x dari dorama yang tak bisa dijumpai di kdrama, mulai dari bahasa hingga gimmick yang  unik.
Secara produksi dan promosi, untuk masa sekarang kdrama lebih "banyak" dari dorama. Hingga yang saya nikmati sekarang (walau tak seintens dulu) adalah kdrama. Namun, saya masih menunggu dorama-dorama seperti yang dulu, yang cerita dan aktingnya "menggigit". Sedangkan untuk kdrama, saya juga menikmatinya. Hanya saja, rasanya tak se"lezat" dorama ;)

Komentar

  1. Saya sebenarnya suka, sekedar suka makanya nggak tahu apa bedanya dorama dan K-drama :-)
    jaman kuliah ada teman kost yang suka banget nonton k-drama dan saya sebagai teman sebelah kamarnya ikut ketularan, jadilah kami nonton Full House, Sassy Girl Chun Hyang, Princess Hours, dll bersama. Kalau sudah nonton, harus selesai jadi harus siap-siap begadang ria deh, sambil nyiapin cemilan dan tisu (jika diperlukan).

    Kalau sekarang tontonannya lebih banyak kartun, The Cars 1 & 2, Finding Nemo, Doraemon, Ninja Hatori, dll....atau pertandingan sepak bola, bulu tangkis, tinju, balapan F1, moto GP, atau seputar Indonesia, dan acara berita lainnya. Ah... nasib jadi ibu dengan anak yang hobby nonton kartun dan suami yang hobby acara olahraga, cuma bisa gigit jari :-)

    Paling banter nonton, film hollywood dengan suami, ga ada kesempatan nonton K-drama lagi :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo olahraga, saya juga suka, asal bukan bola-sudah bosan, hehe.

      Hapus
  2. sayangnya saya sudah terlalu tua untuk kartun dan drama, :), dan semasa kecil saya mendapatkan jepang masih merajai dengan banyak varian film2 heroiknya yang imajiner banget, hehhee, , dari gaban, megaloman, gogle Five, sariban, dan lainnya, sampai2 dari itu-itu saya tertarik berantem dan masuk beladiri dari jepang, hehehe...

    begitulah.., salam kenal ya.. atau sudah kenalan kah? hehee
    jadi baik jepang ataupun korea sama2 satu rumpun, dan model tulisan nyaris mirip2.., hehehe, dan keduanya kreatif..,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo google five dan gaban saya juga suka, berteman mereka toh?? Hehe

      Haerul siapa di? #amnesia

      Salam kenal juga :)

      fyi, model tulisannya kalo untuk yang korea modern dan jepang sudah beda, aksara china (kanji di jepang, hanja di korea) untuk Korea sudah jarang dipakai.

      Hapus
  3. saya pribadi suka keduanya. hehe, kisahnya selalu unik dan menarik. tidak seperti sinetron negara kita yang sukanya rebutan pacar dan warisan, di sana walau 'rebutan' tapi kemasannya elegan ^^

    terus semangat ngeblog yaaa ...

    salam manis,
    Arga Litha

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.