Langsung ke konten utama

ALL ENGLAND 2012, Ada Juga Indonesia.

Setelah film Unstopable-nya Denzel Washington semalam berhasil mengalihkan kegiatan "menulis" yang seharusnya saya lakukan, tak sengaja kanal MNC SPORTS terpencet. Ah, rupanya All England sedang ditayangkan. Pertarungan antara Wang Yi Han dan Li Xue Rui mendekati titik akhir, Li Wue Rui pun memperoleh juara. Dalam usia yang sangat muda, 21.
Setelah itu, maka giliran pasangan ganda campuran Indonesia bertarung. Melawan ganda Denmark, yang hari sebelumnya melibas pasangan China no. 2 dunia. 

Gambar sports.okezone.com


Permainan berjalan tegang, tapi kendali ada di pasangan butet-owi. Serangan-serangan tajam cuma dilakukan saat benar-benar diperlukan, pukulan-pukulan bervariasi dilepaskan. Hingga nyaris tak terbaca lawan. Set pertama berakhir dengan 21-17.
Set kedua, walau sempat beberapa kali pasangan Denmark menyerang, tapi butet-owi tetap fokus. Tidak terpancing permainan ganda Denmark. 21-19, set ini ditutup dengan kemenangan pasangan Indonesia.
Ganda campuran beberapa kali memang menyelamatkan wajah Indonesia di pentas bulutangkis dunia, setelah tak lagi ada tunggal putra atau ganda putra yang prestasinya mencolok. Di 2012 ini, inilah gelar pertama Indonesia di turnamen sekelas Super Series.

Next Butet-Owi, OLIMPIADE 2012!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.