Langsung ke konten utama

Berebut Cinta Laura

"Ketika seseorang dirasa begitu berharga, sangat sayang untuk dilepaskan, dan saat ada yang mencoba merebut, pasti akan dipertahankan mati-matian.." (quote from me, hehehe, narsis boleh dong)

Cinta Laura, gadis 15 belas tahun yang namanya tiba-tiba melambung lewat satu sinetron stripping kini menjadi rebutan dua PH besar Indonesia, MD dan SinemArt. Pihak MD, sebagai PH lama tempat Cinta bernaung merasa bahwa artisnya tersebut telah melanggar kesepakatan kontrak eksklusif yang dibuat tahun 2006, dan kini tengah mensomasi pihak Cinta dan SinemArt sebagai PH baru Cinta.
Melihat kasus ini, saya teringat dengan kasus Marshanda dengan Multivision Plus beberapa tahun yang lalu, tapi lupa dengan penyelasaian akhirnya. Yang pasti, kasus tersebut sudah sampai ke meja hijau. Dan, yang uniknya lagi, masalah tersebut juga melibatkan SinemArt, yang menjadi PH baru Marshanda (sampai sekarang). Saat itu Marshanda tengah "bersinar" terang alias lagi lagi tenar-tenarnya.
Kembali ke kasus Cinta Laura. Cinta Laura dalam beberapa wawancaranya, mengaku tidak terlalu berambisi menjadi artis. Dia lebih berkonsentrasi di jalur akademis dan menganggap dunia entertainment hanyalah hobi semata, bukan tujuan hidupnya. "Artis" yang juga menjadi fenomena dengan logat indonesia campur bahasa inggris dengan quote terkenalnya "hujyan, ojyek, becyek..", memang "pantas" menjadi rebutan. Jumlah penonton yang dapat diraup oleh sinetronnya dapat membawa sinetron tersebut ke dalam top 10 rating sinetron Indonesia, mengingat penggemarnya yang lumayan banyak.
Persaingan perebutan Cinta bakalan berjalan panas. Apalagi, SinemArt kini tengah sangat bermasalah dengan sinetron-sinetronnya yang sukses "jeblok" di pasaran rating. So, berebut Cinta Laura...we'll see who's gonna win!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.