Langsung ke konten utama

Sedikit Tentangku dan Kendari (Lagi)

Sedikit dulu cerita di balik terbitnya buku baru kami, "Sedikit tentangku dan Kendari".

Adalah di permulaan 2013 ini, saya dan rekan saya bertekad untuk mencetak kembali buku Kendari. Berkaca dari buku yang pertama, kami ingin agar buku yang kedua ini lebih baik. Hingga awal April sebuah musibah menimpa, laptop yang berisi naskah mentah hilang. Kalut, galau campur kesal. Mau tak mau, target cetak pertengahan tahun mesti mundur.
Alhamdulillah, di tengah kekalutan ini, saya akhirnya bisa melacak draf naskah yang ternyata sempat saya simpan di imel. Pffffffuuuuuuuh, leganya bukan main.
Waktu terus berdetak, kami makin semangat. Mencari ide-ide baru, memburu cerita-cerita yang lebih segar. Bongkar pasang, ganti sampul, debat sana-sini, bahkan terkadang perang ide dan opini. Ditambah lagi, kini tambah satu kepala, seorang teman yang menyumbangkan sampul-cerita ikut terlibat lebih dalam proses pembuatan buku ini.  Pokoknya rasanya nano-nano.
Kali ini, percetakan yang kami pilih adalah yang sudah menjadi langganan saya, indiebook corner. Berbekal beberapa kali kerjasama, setelah nego beberapa kali, harga cocok, buku pun kami cetak.
Cerita belum selesai, setelah bukunya jadi dan di kirim, rupanya paketnya hanya sampai di bandara *hedeuh* aka port to port. Padahal saya sudah wanti-wanti agar dikirim langsung ke rumah (door to door). Eniwei, meski harus keluar biaya ekstra, akhirnya bukunya sampai juga dengan selamat. Legaaaaaaaaa. Perjuangan lebih setengah tahun akhirnya ada hasilnya.



***
Sekarang tentang bukunya.

kover

Bagi yang pertama melihat buku ini mungkin akan mengira ini buku komik, bukan kumcer, hehe. Yah, konsep sampulnya memang sangat kartun, bahkan isi dalamnya beberapa dihiasi kartun. Nuansa cerah ceria menjadi tema buku memang, beda dengan yang buku yang lama yang agak sedikit "gloomy" atau sendu.
Selain mengganti sampul, cerita di dalamnya juga beberapa diganti. Ada tambahan empat cerita dan dua penulis baru.
Buku yang bercerita tentang kota saya, my beloved Kendari, apalagi yang "nyantai" kayak ini masih jarang (atau bahkan ini mungkin buku pertama). Kendari memang bukan kota yang terkenal-terkenal amat, namun untuk kami-penghuninya, kota ini yang paling oke.

My personal opinion 'bout this book? Hmm, so..so. Masih ada banyak yang belum sempurna. Tapi, untuk ukuran buku sendiri, yang kebanyakan dikerjakan sendiri, for me it's a great achievement. Really.

----------

Judul: Sedikit Tentangku dan Kendari (Lagi)
Penyusun: Mudhalifana Haruddin & Ayu Aga
Desain Cover: Bobby Joediaf
Harga: 40.000 (diluar ongkir)
Tebal: viii + 117 halaman
Penerbit: Audisi Menulis Kendari
(dicetak oleh indiebook)

Kontributor:
Mudhalifana Haruddin, Chaerul Sabara, Atyra Sansa, Ely Widyawati, Desi Dian Yustisia, Hana Yusida Syarif, Tatik Bahar, Itsuki Nurmani, Raya Adawiyah, Ummu Shavana, , Andie Dodiet Fauzzie, Januar Lestari,, Nurusyainie, Ayu Aga, Jois Rani Udin, Bobby Joediaf.



Penulis Tamu:
Arham Kendari

Sinopsis
Sedikit tentangku dan Kendari datang lagi! Kali ini dengan kemasan yang lebih segar. Semua kisah tentang Kendari ada di sini. Dari yang lucu, seram hingga yang bikin senyum-senyum sendiri. Pokoknya semua tentang Kendari. Selamat membaca dan ...
"Welcome to our beloved city, Kendari!!!"


-----
pemesanan bisa ke email piaharuddin@gmail.com atau twitter @pia_haruddin.
semua keuntungan buat amal
Dan bagi yang tinggal di Kendari, bukunya ada di TB.Ade (Lantai 2 Ade Swalayan Wua-Wua)

Komentar

  1. kyknya di gramed belon ada ya tuh buku.. menarik sepertinya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayangnya, tidak kami jual di Gramedia memang. Tapi, kalau mau, bisa kami kirimkan (dengan POS biar murah).
      Makasih komen-nya :)

      Hapus
  2. mantab idenya menggagas local genius (kearifan lokal) sebagai konten produksi web dengan menggali sisi lain dari sebuah kota Kendari kalau om Rosihan Anwar bilangnya 'la petite histoire' (sejarah kecil), mantab ini...saya juga melakukannya dengan weblog saya..Perkenankan saya memperkenalkan weblog saya #SurabayaPunyaCerita yang saya gagas untuk memberikan wawasan tentang Surabaya dulu,kini dan nanti. Bagi kawan2 yang ingin berbagi cerita bisa kirim ceritanya via email ke: redaksi@ceritasby.com. Bagi yang memiliki twitter bisa follow kami di @ceritasby dan bisa juga like fanpage FB kami di Surabaya Punya Cerita.. Semoga bermanfaat!! btw Mudhalifana 'Pia' Haruddin bisa simak di http://ceritasby.com, insya Allah akan saya terbitkan juga dalam bentuk buku dalam volume 1 di bln dpn...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ide ini muncul tak sengaja, berawal dari percakapan biasa antar teman. Cerita tentang Kendari kami rasa ide yang paling mungkin untuk kami kumpulkan, mengingat sangat dekatnya dengan keseharian kami di sini. Tak lebih.
      Terima kasih :)

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.