Langsung ke konten utama

Kultwit..twwwiiiit

Coba-coba buat kultwit kemarin, seperti selebtwit yang lain *ngarep, hehe.  Hasilnya....lumayan.

Ini kultwit saya tentang sejarah #ngeblog saya.

* Sharing ttg ngeblog, ah! Kan ngakunya blogger B-), bkan writer ;-)

* Pertama kali tau blog dari hsl browsing. Pengen buat blog tp msh bingung, saat itu msh nganggur. #ngeblog

* Buat akun blog pertama di blog indosiar, lokasi warnet @maynet Lupa password &username, ga ktemu2 ampe skrg :-P #ngeblog

* Sempat diskusi ama @idhayusnidar , janjian mw sm2 bikin blog. 5 thn yg lalu. Sampe skrg, dia blum punya blog,hehe #ngeblog 

* Akhrnya pnya blogspot, make nama piaharuddin. Isinya curhatan geje, sinet, kucing dll. #ngeblog 

* Namun, krn negara api menyerang #eh, pake user bru, mudhalifanaharuddin. Inet kenceng tiap hari bikin #ngeblog jd kondusif

* Sempat nyoba #ngeblog frenster, isinya impor dr blogspot. Krn perubhan kebijakan FS, blog sana tergusur

* Terjun ke arena blog MP krn iseng, pake id pianochenk. Istilahnya bkan #ngeblog lg, tp #ngempi
Nanti disambung lagi (masih panjang pemirsa), moga-moga ilham kultwitnya datang lagi, aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.