Langsung ke konten utama

Tentang A dan O

Golongan darahnya A atau O?
Tak terasa pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan favorit saya.
Tertarik dengan masalah golongan darah ini sejak beberapa tahun lalu, ketika saya menyadari ada pola unik di dalamnya, antara A da O. Sehingga mulailah survei kecil-kecilan saya.
Orang dengan tipe O, memiliki sifat tidak gampang sakit. Tapi, sekali kena penyakit, biasanya akan sangat parah, bahkan sampai terkapar di tempat tidur. Kebalikan dengan tipe A, yang mudah terserang penyakit, atau kasarnya sakit-sakitan.
Sifat kontras keduanya sangat menarik, karena dua tipe ini adalah yang terdekat dalam kehidupan saya, banyak yang bergolongan A dan O, termasuk saya sendiri.
Untuk tipe yang lain, B dan AB, saya serahkan kepada yang lain saja, saya masih ingin meneruskan penelitian ini, lebih dalam!

Komentar

  1. Mmm, gol darku O Pi, en memang jarang banget sakit.. untungnya begitu.. tapi adekku yang golongan darahnya O juga waktu kecil sakit2an, mulai flu sampai asma. Kata Ibuku siy, ini juga ada kaitannya dengan imun dari ASI, adekku itu dulu lepas susu terlalu cepat. Tapi sekarang dia sudah ga sakit2 lagi, bisa kamu analisis itu Pi, btw, lagi buat penelitian salam rangka apa?

    BalasHapus
  2. @clara..g kok, cuman survei kecil2n...

    BalasHapus
  3. Sembarangan lu Pi :/ aku kan golongan darah A, masa' dibilang sakit2an? yang jompo di kos kita itu kan elu bukan gw

    BalasHapus
  4. @ami:ssstttttt, jangan ribut...

    BalasHapus
  5. ayo dong gol darah yg lain bahas juga... penasaran nih

    BalasHapus
  6. @zefka : waduh mas zefka, kan udah saya bilang, kalo soal gol yang lain, ta' serahin ma yang peneliti lain ajah.. :)

    BalasHapus
  7. jadi mb pia golongan darahnya A atau O ?? kebetulan robi, gol datahnya O, kalo soal penyakit benar yang mb pia katakan. Trus, biasanya yg O orangnya baik dan cakep wkwkwkwkwkwkwkwkwkkwkwkw...........

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.