Langsung ke konten utama

Apalah arti sebuah Nama

"Pia!", saya menoleh. Ternyata, bukan saya yang dipanggil. Tengsin, ya sedikit. Ternyata nama Pia pasaran juga, ^_^.
Apalah arti sebuah nama? Artinya, sangat penting.
Nama adalah identitas kita, pembeda dari manusia lain. Seperti kode yang hanya diciptakan untuk tiap individu. Dari diskusi buku yang saya ikuti kemarin, Prof. Komaruddin menyatakan bahwa roh orang yang tengah mati suri atau koma bisa dipanggil dengan menyebutkan nama lengkapnya, misalnya Fulanah binti Fulan. Sehingga disarankan jika ingin mendoakan seseorang, sebaiknya menyebutkan nama lengkap orang tersebut.

Orangtua kita memberikan nama yang dianggapnya terbaik. Dan terkadang nama bisa mencerminkan kepribadian seseorang, meski tak selalu menjamin. Jika Shakespeare beranggapan bahwa nama itu tidaklah penting, mungkin karena dia tidak hidup di zaman modern seperti sekarang ini, di mana identitas berupa nama berarti banyak dan penting. Penggunaan berbagai fasilitas dan kemudahan hidup seringkali membutuhkan nama pengguna.

Senin siang, saat tugas analisis numpuk banget, pusing jadinya!


Komentar

  1. Nama..
    Saya sendiri, diberi nama "yuan"..
    Rada asing di telinga orang Indonesia. Sering dikira nama perempuan:D Di tambah face yang "rada" tionghua, lengkaplah sudah.. Beberapa kali di pasar, pedagang etnis Cina, berbicara dengan bahasa mereka terhadap saya.. he..he..he.. Tapi ya saya nikmati aja:)
    Seringkali kali saya sikapi dengan bercanda bila ada yang bertanya tentang makna dari nama saya itu. Saya bilang "yuan" tu dari dua suku kata "yu" dan "an/wan". "yu" itu dari "you" (=kamu), dan "an/wan" itu dari "one" (=satu). Jadi terjemahan bebasnya, "yuan" itu berarti "kamulah satu-satunya".. :D
    Yang jelas, apapun nama itu - selama bukan suatu yang melanggar syariat - insyaALLAH saya syukuri sebagai sebuah tanda kasih sayang kedua orang tua saya dan juga sebagai penanda entitas diri di antara milyaran manusia di muka bumi ini.. :)

    BalasHapus
  2. mmm..bentar bentar
    menurut saya nama itu klw bisa punya arti bukan saya yg ngomong loh.. nabi ta. kata beliau "sebaik-baik nama adalah Abdullah (hamba Allah)", dari sini terkandung makna bahwa ada nama yg bermakna baik dan bermakna buruk, sedangkan kita dianjurkan memilih yg baik2. jd nama itu klw bisa bermakna.

    Contohnya nama saya (bukannya sombong), Syahrani: Syahr (bulan) jadi syahrani arinya bulan dua. kebetulan sy lahir bulan feb.
    saran: coba pasang foto ta sy yakin tdk ada yang ragu lg klw Pia itu perempuan
    ....key!!
    : )

    BalasHapus
  3. "..Contohnya nama saya (bukannya sombong).."
    kak, dari pengalaman, kalo bilang bukannya sombong, berarti sombong, :) (jangan marah ces!)
    but, eniwei, thanks atas komennya...jangan lupa postingan baruta' lagi di blogta', oke?
    ps:adami fotoku sekarang, supaya ndak ada yang salah kira lagi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.