Langsung ke konten utama

KickAndy di Monas.

Kalau berbicara tayangan televisi favorit, sulit untuk saya buat daftarnya. Karena, hampir semua tayangan yang ada di televisi saya suka. Tapi, kalau menyebut nama-nama acara talkshow, mungkin kickandy salah satu favorit saya, mungkin loh!
Acara yang digawangi oleh Andy F Noya itu adalah acara yang unik menurut saya. Dan hadir didalamnya, baik onair mapun offair pastinya lebih baik lagi.
Kesempatan itu ada kemarin. Kickandy Offair yang dirangkai dalam acara SatuHati di silang Monas. Dengan tiket masuk yang hanya 5000 rupiah, saya pun langsung bergegas ke tenda tempat acara berlangsung, alhamdulillah belum dimulai.
Awal acara, para penonton dihibur oleh "Sorga Cinta'nya Antique band,pemenang KFC HITLIST 2006. Ternyata, penampilan di atas panggung band ini tidak jauh beda dengan rekamannya ( ya iyalah..). Setelah beberapa lagu, acara pun dibuka secara resmi oleh pembawa acara. Mereka lalu mengadakan kuis untuk menghangatkan suasanan siang itu. Lalu, tibalah bagi Host KickAndy sebenarnya, Andy Flores Noya. Orangnya ternyata putih sekali dan perawakannya mirip orang dari kampung saya (P.Muna, sumpah deh), hanya bedanya orang muna rata-rata berkulit hitam.
Sesuai dengan tema Satu Hati, yakni pendidikan , maka tamu offair kali itu adalah orang-orang yang menjadi inspirasi di bidang pendidikan. Tiga orang yang diundang adalah Nanang, Ani Ema dan Pak Mahmud.
Nanang, pemuda dari desa kecil di Temanggung, adalah salah satu dari banyak anak-anak Indonesia yang berhasil mengukir prestasi di bidang Matematika tingkat Dunia. Walaupun kedua orangtuanya hanyalah buruh tani dan pembuat gerabah, tapi dia tidak putus asa. Melalui matematika, dia berhasil membuktikan kalau anak dari orangtua yang miskin dapat berhasil. Nanang kini telah lulus dari UGM, dan tahun depan mulai mengajar di tempat yang sama. Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia matematika,dia punya rumus-rumus yang dapat diaplikasikan dalam hidup. Diantaranya:
Keberuntungan = Kesempatan x Persiapan. Rumus ini dapat diartikan seberapa pun besar persiapan kita untuk sesuatu, tapi kalau tidak ada kesempatan maka semuanya akan sia-sia saja. Sama juga dengan kesempatan yang bertubi-tubi tapi dengan tidak adanya persiapan dari kita, maka keberuntungan itu menjadi tidak berarti. Bagaimana memperoleh kesempatan, banyak-banyaklah berdoa--saran Nanang.
Tamu kedua seorang mantan TKW di Hongkong yang memiliki orangtua yang hanya tamatan SD. Walaupun dia dua tahun menjadi TKW, tetapi tidak menyurutkan tekadnya untuk melanjutkan sekolah. Ani Ema, kini telah menyelesaikan pendidikan S1-nya di Psikologi dan menjadi seorang filmmaker.
Tamu ketiga, adalah inspirasi dari pemenang Eagle Awards 2007. Bapak Mahmud, seorang betawi asli menjadi Kepala Sekolah SMA Swasta di Jakarta sekaligus pemulung dan diangkat ke salam sebuah film dokumenter "Kepala Sekolahku Pemulung". Sama dengan dua tamu sebelumnya, pak Mahmud berasal dari dari keluarga terbelakang dalam pendidikan. Tapi, dengan tekad kuat untuk belajar, diapun berhasil menyelesaikan pendidikannya menjadi guru. Mengapa menjadi pemulung, pertanyaan dari Andy, dijawab dalam waktu yang lama. Pekerjaan seorang guru membuat pak Mahmud terbiasa berbicara di depan orang banyak dan seperti tidak bisa diberi mikrofon--pidatonya pasti lama dan berapi-api. Setelah menunggu lama, akhirnya dijawab juga. Pendapatan yang rendah sebagai guru SMA swasta memaksa dia untuk mencari sampingan. Dan, setelah 15 tahun menjadi pemulung, pekerjaan inilah yang menyumbang pendapatan terbesar.
Semua yang menjadi tamu adalah inspirasi nyata, bukti bahwa kerja keras dan kemauan bisa menjadi jalan untuk mewujudkan cita-cita, seberapapun sulitnya.
Sebagai host, Andy F Noya memiliki cara unik. Pertanyaan-pertanyaan cerdas yang dibalut gurauan segar bisa membuat penonton untuk tetap duduk dikursi hingga akhir acara. Walaupun bukan berlatar belakang pembawa acara, melainkan wartawan, penampilannya tidak kalah impresif.
Setelah berjalan 3 jam lebih, dan goody bag telah habis didistribusikan untuk para pemenang kuis dan penanya, akhirnya acara sampai pada akhir, ditutup dengan penampilan terakhir dari Antique band. Siang itu saya senang sekali,akhirnya nonton juga KickAndy langsung, walaupun hanya offair. Sayang, karena keterbatasan teknis alias tidak punya kamera digital, saya tidak sempat mengabadikan semuanya dalam gambar. KickAndy Offair di Monas, seru!!!

Komentar

  1. walah..ko aku ga tahu informasinya ya??? persiapan ongkos++ adaalah, tapi kesempatan dapet infonya itu yg ga ada. Benar2 belum beruntung.

    BalasHapus
  2. wahh..tanggal 11 july kemaren kick andy jg off air di makassar, mantap bued acaranya, gratis lagi, dpt goody bag yg keren, dan rameee banget...4000 org ...wow..
    aku posting jg tu acaranya..aheekk..ahekk..

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.