Langsung ke konten utama

Baca dong sebelum klik LIKE!

Dari judulnya, kelihatan bijaksana banget, hehe. Tetapi, apa pun itu, mungkin ini adalah tips dari saya ber-internet ria.
Setelah beberapa tahun bermedsos, ada perubahan tren yang saya amati terutama saya sendiri. Kalau awal-awal, FB saya pakai buat "curhat" dan eksis serta mencari teman sekolah, sekarang lebih untuk mencermati perkembangan saja. Status-status saya sekarang hanya untuk laman kantor dan berita-berita bermanfaat. Sementara twitter, yang dulunya juga buat curhat, sekarang lebih untuk baca berita dan mengikuti skor pertandingan bulutangkis secara langsung, hehe. Status saya pun lebih banyak tentang bulutangkis.
Medsos lain yang sekarang aktif dan lagi heboh2nya adalah instagram. Saya gunakan instagram buat majang foto dan update berita, drama dan bulutangkis.
Mencermati perkembangan terbaru, banyak sekali berita bohong a.k.a hoax yang menyebar di medsos juga di aplikasi pesan. Salah banyak penyebab mudahnya tersebar hoax adalah kurangnya budaya baca dan telaah. Kadang hanya lewat membaca judul saja, tanpa pernah membuka tulisan di dalamnya.
Ini membuat saya sekarang lebih berhati-hati. Berita-berita yang beredar di internet bisa apa aja dan batas kebenaran serta kebohongan bisa saja teramat tipis. Tanpa pengetahuan dan kemauan mencari tahu jika memang tidak tahu bisa membawa kita  menjadi korban hoax atau bahkan jadi agen hoax.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Bulutangkis Indonesia di 2017

Tahun 2017 hampir berlalu, begitu pula dengan gelaran turnamen-turnamen Badminton sepanjang tahun 2017 telah ditutup dengan berakhirnya Superseries Final di Dubai pada 17 Desember yang lalu.  Bagaimana dengan prestasi pebulutangkis kita sepanjang tahun ini, apakah lebih baik dari capaian di tahun 2016 lalu? Kalau tahun lalu, prestasi paling puncak adalah emas di Olimpiade Rio yang direbut oleh pasangan andalan kita, Tontowi Ahmad (Owi) dan Liliyana Natsir (Butet). Hampir tidak berbeda di tahun ini, pada bulan Agustus di Kejuaraan Dunia Bulutangkis yang merupakan salah satu ajang bergengsi di dunia bulutangkis, gelar Juara Dunia Ganda Campuran kembali dipersembahkan oleh pasangan Owi dan Butet. Gelar yang pernah juga mereka raih di tahun 2013 yang lalu. Owi dan Butet juga meraih gelar di Indonesia terbuka Super Series Premier (SSP) di bulan Juni, yang sangat istimewa karena gelar di rumah sendiri inilah gelar yang paling sulit mereka dapatkan selama berpasangan. Gelar super seri...

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.