Langsung ke konten utama

Ahsan-Hendra, Menang!!

Setelah pertarungan menegangkan selama 59 menit yang diselingi drama dan perang dingin (ahay bahasanya), akhirnya Muh. Ahsan - Hendra Setiawan, ganda putra kebanggaan Indonesia, memenangkan permainan tiga set atas ganda putra no. 1 dunia, Lee Yong Dae - Yoo Yoon Seong (aka LYD-YYS, biar hemat nulisnya), 14-21 21-15 23-21.

 

Sempat terseok-seok di awal tahun ini, di turnamen All England SSP (Super Series Premier), Ahsan-Hendra kembali bersinar di turnamen SSP berikutnya, Malaysia SSP. Turnamen yang gelarnya pernah mereka raih di tahun 2013 lalu.  Berkaca dari hasil  positif dan optimis wawancara mereka (yang bisa dibaca di badmintonindonesia.org), saya melihat peluang besar mereka memang ada di sini, dan kejadian juga, hehe.  Memang benar deh, kalau kita berkata yang baik-baik, bakal berakhir yang baik-baik juga.
Berjumpa LYD-YYS bukanlah kali pertama buat Ahsan-Hendra, tapi kali yang ke-delapan.  Dari tujuh pertemuan, 5 kali Ahsan-Hendra kalah (dan sakit bangeut rasanya, hiks..hiks..). Sebut saja final Denmark SSP 2013, final Indonesia SSP 2014, final Japan SS 2014-kenangan buruk yang tak bisa dilupakan para pecinta bulutangkis tanah ar (tsaaaahhh).  Tapi, dengan ketenangan dan keyakinan pasangan kita, mereka bisa mengalahkan duo Korea itu.
Awal yang baik buat Ahsan dan Hendra, dan semoga tren positif ini terus meningkat. Dan semoga pebulutangkis kita yang lain juga bisa mendapat gelar di turnamen Super Series selanjutnya, Aamiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.