Langsung ke konten utama

A Tragic Love Story, The Great Queen Seon Duk


Setelah lama tidak menikmati tayangan saeguk, akhirnya kini sudah ada The Great Queen Seon Duk. Sebuah drama kolosal Korea yang bercerita tentang Ratu pertama di Korea, atau lebih tepatnya di Kerajaan Shilla.
Serial saeguk ini mereguk sukses besar di Korea, dan negeri Asia lainnya, karena alur cerita yang cepat, dan tidak berlarut-larut, seperti kebanyakan serial kolosal lain. Selain itu, tokoh antagonis, yang diperankan oleh Goo Hyun Joong, Mishil, ternyata mendapat simpati yang besar di hati penggemar drama ini. Terbukti, setelah tokoh Mishil meninggal bunuh diri, ratingnya malah jeblok :D
Dibalik tema cerita perjalanan Deok man (nama kecil Ratu Seon Duk) menjadi Ratu Shilla, ternyata ada kisah cinta tragis antara Deok man (Lee Yo Won) dengan Bi Dam (kim Nam Gil) yang berakhir dengan kematian Bi Dam. Bi Dam, semula adalah orang kepercayaan Ratu Seon Duk, tapi karena salah paham, akhirnya memberontak.
Ratu Seon Duk pun meninggal, karena sakit, tapi dengan meninggalkan kerajaan besar yang menjadi cikal bakal Korea sekarang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.