Langsung ke konten utama

Maryamah KarpoV, Review

" ...kemana pun kita berkelana di atas muka bumi ini, kita tak akan pernah menemui profesi dengan tiga kombinasi kualifikasi sekaligus seperti yang dimiliki oleh seorang dokter gigi, yaitu kecerdassan otak, kecantikan wajah dan tenaga kuli."
Jam 1 dinihari, saat membaca bagian ini, aku tertawa terbahak-bahak. Oh adikku, semuanya benar, quote yang satu ini memang benar, hehehe.
Ruang Pucat jilid 2, dengan adegan odontektomi di klinik drg. Diaz, menghadirkan gambaran-gambaran lucu di otakku, tak dapat kutahan,tertawaku sebisanya.

Maryamah Karpov, buku terakhir tetralogi Laskar Pelangi, pada awalnya kuanggap overexpected, terlalu dilebih-lebihkan.
Isinya memang tak seindah 3 buku prekursornya. Bahkan saat pertama buku ini ada ditanganku, aku berhenti membacanya di beberapa bab awal. Setelah itu, dia pun berpindah tangan ke empunya-temanku di kampung.
Namun, seperti kebiasaanku yang lalu-lalu, first impression always wrong, ku mencoba untuk membacanya kembali. Hasilnya, lumayanlah. Masih banyak sisi indah di dalamnya, selera humor Andrea juga masih sama. Orang Melayu, seperti pengakuan Andrea, memang tukang bual, lebay!
Selain mozaik 70, bagian lain yang kusuka adalah di hal.408, saat perang benda-benda keramat Mahar vs Tuk Bayan Bula yang berakhir dengan sebuah tv portabel, jenius, tidak sangka!
Tentang akhir kisah cinta Ikal dan A Ling, ahhh, sebaiknya kalian baca sendiri. But, for the tips, baca hal.504, ^_^..

Komentar

  1. Jadi penasaran pengen baca Pi..

    BalasHapus
  2. baca aja, saranku pinjamlah segera, sebelum basi, :)

    BalasHapus
  3. softcopynya cari di mana yah?

    BalasHapus
  4. wah, salah satu penggemar andrea hirata yah,,
    kalo aku kenapa rada gak suka dengan karyanya (to be honest, aku baca Laskar Pelangi cuman penasaran aja, koq banyak yg suka and gak mau juga dibilang kuper ama novel2 beken), filmnya juga aq belum nonton *yg baca gubrak*
    eng.. bagian mananya sih yang paling menarik?!

    BalasHapus
  5. @albert
    beda kepala, beda interest..
    bagian y menarik, y seperti postingan aku..aku suka yang lucu, secara pecinta komedi..:)

    @marshwillow
    softcopy, g tau..ebookna kalee, search di google ajah!

    BalasHapus
  6. wah tiga buku sebelumnya aja sy belum baca. kemaren cuma nonton filmny di 21..

    orang Melayu tukang bohong? sy juga orang melayu loh.. he..he..he..

    ya, happy reading aja bwt semuanya.. :D

    BalasHapus
  7. mba pia... blogmu ku-link ke blog baruku yah???!! Bolehkah? (boleh donk!! hehe)

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.