Ketidakstabilan ekonomi akhir-akhir ini sangat berdampak besar bagi kelas menengah bagian dasar seperti saya. Contoh paling nyata adalah kondisi di dapur kami. Harga bahan bakar buat masak, yakni gas elpiji, telah beberapa kali mengalami perubahan (aka kenaikan) hingga ke kisaran harga yang mulai ajaib. Ajaib karena kini telah jauh dari harga 4 tabung gas 3 kg.
Di pengecer kecil, harga gas 3 kg itu 20 ribu rupiah. Nah, sedang harga gas 12 kg sekarang sudah 160-an ribu rupiah. 4 tabung gas 3 kg itu 80rb, yg sama dng isi gas 12 kg, tapi harganya tidak sama :-/
Dari berita di koran dan tv, dikatakan kalau gas 3 kg masih dalam subsidi pemerintah, sementara yang 12 kg sudah tidak. Namun, ada rencana kalau gas 3 kg juga akan dilepas dari subsidi dan harganya mengikuti pasar. Rencana yang pasti akan membawa dampak besar bagi rakyat kecil yang sangat bergantung dengan bahan bakar ini setelah "dipaksa" beralih dari minyak tanah di masa pemerintahan lalu.
Berdoa dan berusaha, tidak ada yang lain. Masa yang sulit pasti akan terlewati (optimism mode on).
Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.
Komentar
Posting Komentar
Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.