Langsung ke konten utama

Blogku dibajak Oggix!!!!

Beberapa hari yang lalu saya panik luar biasa. Blog kesayangan saya yang ini hilang diambil pihak lain yang tak bertanggungjawab.  Setiap saya mengetik mudhalifanaharuddin.blogspot.com, pasti dialihkan ke oggix.com dengan keterangan domain yang expire. Saya kesal dan bertanya, ada konspirasi apa di balik semua ini???!!!

Eh, tapi, tunggu dulu. Saya mulai menenangkan diri. It's gonna be allright. Semuanya akan baik-baik saja. Gak ada hal yang mustalhil selagi masih ada Google tempat bertanya, hahaha.  Dan gugling pun saya lakukan.  Hasilnya, ada satu kasus yang sangat mirip dengan saya (saya lupa nama blognya, tidak sempat saya simpan).  Ternyata, yang terjadi adalah salah satu gadget blosgpot yang dia pakai sudah expire, yaitu kotak shoutout yang memanfaatkan jasa oggix.com.  Nah, gadget inilah yang kemudian menjadi pintu bagi munculnya script tertentu yang bisa mengambil alih blog kita. 

Cara mengatasinya? Pertama, pasang add-ons dari Mozilla Firefox yang bisa mendeteksi script asing yang ada di blog kita, namanya no-script.  Namun, sebelumnya, masuk ke akun blogger dulu. Di sini, kita masih bisa mengakses pengaturan blog. Walaupun, saat no-script sudah terpasang, akan mem-block beberapa akses kita.

Identifikasi script-script asing yang mencurigakan. Kalau memang tak penting, segera hapus via layout di akun blogger.  Tunggu dan buka lagi blog kita seperti biasa,  Dan itu berhasil untuk kasus blog saya. Gadget Shoutout yang sudah lama tak terpakai akhirnya saya musnahkan untuk selamanya, dan Alhamdulillah blog saya kembali pulih seperti sedia kala.
 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.