Langsung ke konten utama

How to make a simple Contour?

Yang satu ini pernah buat saya pusing setengah mati.  How to make a good contour, a proper one??  Ternyata, di ArcGis, hal itu bisa dilakukan dengan mudah (mudah, asal dipelajari dengan sepenuh hati!).
Langkah persiapan pertama, siapkan mental anda.  Kenapa? siap-siap saja, kalau nanti konturnya tidak jadi atau berwujud sebagaimana mestinya..(hehehe).  Kedua, siapkan data yang ingin dimasukkan, seperti peta dasar, tabel (data X-Y-Z) yang mau dijadikan data kontur( format Excel).
Dalam menampilkan peta kontur ada beberapa tahapan yang musti dilewati.  Yakni, tahap menampilkan semua data dasar, lalu tahap interpolasi, lalu tahapan kontur hingga tahapan kompilasi kontur dan peta dasar.  Ini kalau kontur yang mau ditampilkan hanya berupa kontur garis atau kontur sederhana, bukan berupa zonasi (yang ini lebih ribet lagi caranya).
Dalam tahap menampilkan data, dilakukan dengan memakai tools add data (untuk peta, baik format layer dan shapefile) dan add x-y data (data kontur).  Untuk tools add x-y data, perlu diperhatikan koordinat data tersebut, yang bisa diedit.
Untuk interpolasi data, gunakan tools interpolate to raster yang ada di toolbar spatial analyst.  Hasil interpolasi titik dari data kontur inilah yang akan diubah menjadi garis kontur dengan tools surface analysis-contour.  Kontur yang dihasilkan bisa disesuaikan intervalnya sesuai  dengan peruntukkannya.
Tahap terakhir, kompilasi atau menggabungkan  peta dasar dengan kontur, melalui tools clip yang ada dalam Analysis Tools ArcToolbox-Extract.  




Tips untuk merapikan peta tersebut, adalah jangan menyerah..coba dan coba terus, pasti bisa!

Komentar

  1. mantabz ilmunya....thx nah pi sharingannya :-)

    http://asamihishochi.wordpress.com

    BalasHapus
  2. Pia......ntar ajarin aku yak :) Praktek kan ga semudah teorinya. Heheheh...^^

    BalasHapus
  3. wah, saya blom coba arc gis'
    bagus ya

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.