Langsung ke konten utama

I win.

Pernah ikut kuis berhadiah? Saya yakin sebagian besar dari kita pernah. Kuis berhadiah adalah sesuatu yang tak asing lagi. Dan saya menang.
Pertama kali menang dalam kuis Tolong Dong, majalah Intisari, kira-kira Oktober tahun lalu. Saat saya sedang dalam masa-masa mencari kerja, dan uang itu pun saya gunakan untuk memperbaiki komputer. Kedua kali, ikutan kuis Teka-Teki Silangnya Kompas, agak sulit pada awalnya, karena banyak kosakata yang tak pernah saya temui sebelumnya. Tapi, dengan bantuan kamus bahasa di internet (ketahuan deh rahasianya, ;) )semua bisa teratasi. Setelah mengirimkan jawaban ke Kompas, saya sebenarnya tidak menghiraukan lagi, dengan perkiraan mungkin saya sedang tidak beruntung. Tapi, ternyata kenyataannya saya menang, setelah pak pos mengantarkan wesel itu ke alamat rumah. Alhamdulillah.

Komentar

  1. oh rahasianya itu kamus bahasa di internet tohh.. hehe.. salam kenal ya :-)

    BalasHapus
  2. Asyik...traktir nih, hehe.

    BalasHapus
  3. wahh...harus ada acara makan2 nih...hauahua...

    tapi beneran loh, klo byk ikutan kuis pasti ada jg yg kecantol..

    temanku, si raja kuis, eh, dpt 12 juta dr pepsodent....

    skrg sy jg ikut2an kuisnya balada cerita ramadhan di prambors, tapi ga pernah menang...nasib...nasib....

    btw....pulang kampung ki' ka' lebaran nanti?

    BalasHapus
  4. he..he..he.. bulan lalu alhamdulillah saya juga dapet dari kick andy. ga perlu mikir, cukup register aja.. :D

    BalasHapus
  5. Aku pernah juga menang undiang Pi, lomba mewarnai, Majalah Bobo, hehehe.. lucu deh kalo diinget2, hadiahnya tar KEROKEROPI yang kekecilan, hiks..

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.