Langsung ke konten utama

Bogor, 24 Jam kurang

Sabtu, hari yang biasa saya isi dengan beres-beres kamar menjadi berbeda kemarin. Ikut acara Family Gathering atau Kumpul Keluarga dengan rekan-rekan sekantor ternyata lumayan juga, jauh dari bayangan saya, asyik ternyata. Di sebuah tempat wisata, Villa Ratu- Bogor, kami lalui selama 24 jam kurang, yang sesekali di iringi guyuran hujan (tidak heran kalau bogor memang dijuluki kota hujan, baru percaya saya, kirain...).
Berbagai lomba, baik untuk anak-anak maupun orang dewasanya, permainan, tracking, senam dan acara makan baik makan wajib ataupun sekedar kudapan dan teh, membuat sejenak rehat dari hiruk pikuk Jakarta, menghirup udara segar dan sejuk-mengistirahatkan hidung dan paru-paru akan udara kotor dan tercemar.
Bogor, 24 jam kurang.
ps: based on my experience, nanti kalau ada yang mau kesana dan mau ikut tracking, mohon agar memakai sepatu olahraga, jangan memakai sendal jepit!!!!

Komentar

  1. Pernah lihat di tayangan tifi *sy lupa dimana & kapan, mohon dikoreksi bila salah* menyatakan bahwa: kota jakarta menduduki peringkat 3 dunia untuk kota terpolusi, hihi. Acara rehat?? solusi asyik sekalian refreshing...!

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Bulutangkis Indonesia di 2017

Tahun 2017 hampir berlalu, begitu pula dengan gelaran turnamen-turnamen Badminton sepanjang tahun 2017 telah ditutup dengan berakhirnya Superseries Final di Dubai pada 17 Desember yang lalu.  Bagaimana dengan prestasi pebulutangkis kita sepanjang tahun ini, apakah lebih baik dari capaian di tahun 2016 lalu? Kalau tahun lalu, prestasi paling puncak adalah emas di Olimpiade Rio yang direbut oleh pasangan andalan kita, Tontowi Ahmad (Owi) dan Liliyana Natsir (Butet). Hampir tidak berbeda di tahun ini, pada bulan Agustus di Kejuaraan Dunia Bulutangkis yang merupakan salah satu ajang bergengsi di dunia bulutangkis, gelar Juara Dunia Ganda Campuran kembali dipersembahkan oleh pasangan Owi dan Butet. Gelar yang pernah juga mereka raih di tahun 2013 yang lalu. Owi dan Butet juga meraih gelar di Indonesia terbuka Super Series Premier (SSP) di bulan Juni, yang sangat istimewa karena gelar di rumah sendiri inilah gelar yang paling sulit mereka dapatkan selama berpasangan. Gelar super seri...

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.