Langsung ke konten utama

Rambut Berdiri Tanda Akan Disambar Petir?

Bagaimana kita tahu bahwa kita akan disambar oleh petir? Tanyakan itu pada Michael Mcquilken.


Foto Sean dan Michael McQuilken sesaat sebelum tersambar petir (Agustus 1975)

Michael bersama saudara-saudaranya, Sean, Jeff dan Mary, serta seorang teman, Margie melakukan perjalanan ke ke puncak Moro Rock di Taman Nasional Sequoia, California pada Agustus 1975.  Di puncak itu, rombongannya merasakan cuaca yang memburuk dan rambut mereka mulai berdiri. Hal yang terasa sangat lucu bagi mereka. Peristiwa itu terekam dalam kamera instan yang dibawa oleh Mary.
Berdirinya rambut mereka rupanya bukan pertanda yang menggembirakan, karena tak berapa lama sebuah petir menyambar daerah itu. Tiga orang tersambar petir, termasuk Sean adik Michael. 
Bagaimana keadaan sebelum petir menyambar? Michael menggambarkan bahwa suhu udara turun dengan tiba-tiba, lalu turun hujan.  Dia juga menjelaskan ciri yang sangat menonjol yaitu saat menaikkan tangannya ke udara, cincin yang ada di jarinya berdengung sangat kencang hingga semua orang bisa mendengar suara dengungannya.
Menurut NWS Lightning Safety, petir bisa menyambar manusia melalui beberapa cara, seperti sambaran langsung, samping, melalui arus tanah dan konduksi logam.  Sambaran di tengah lapangan luas, apalagi tempat yang tinggi (seperti puncak gunung)  tanpa banyak ada benda yang lebih tinggi dari kita menambah potensi sambaran tersebut.

 sambaran langsung

Meningkatnya muatan listrik di udara sebelum petir menyambar bisa membuat rambut kita tiba-tiba berdiri adalah peringatan "baik". Jadi, jika di tengah badai guntur (thunderstorms) dan ada berada di lapangan atau lahan yang luas dan tinggi lalu tiba-tiba rambut berdiri dengan sendirinya, larilah ke tempat yang aman. Alam sedang memperingatkan anda.  Jika bersama rombongan, jangan berkerumun, untuk memperkecil resiko tersambar. Jangan dekati pohon atau tiang yang tinggi, tiang listrik dan sejenisnya.


Sumber:
http://www.dailymail.co.uk/news/article-2381677/How-know-youre-struck-lightning-Picture-brothers-hair-end-minutes-before.html
http://www.lightningsafety.noaa.gov/
http://www.glenallenweather.com/alink/20thunder/lightning3.pdf

Komentar

  1. Balasan
    1. Baru tau ada yang komen :) Akhirnya..^^

      Hapus
  2. oalah, baru tau penjelasannya. ternyata karena muatan listrik..

    tadi sempet baca di yahoo juga tentang dua orang yang foto senyum terus kesambar petir tiba-tiba..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Tanda peningktan muatan listrik di udara.

      Hapus

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda atas isi blog saya ini. Kritik, saran yang membangun sangat diharapkan, namun harap sopan.

Postingan populer dari blog ini

Langkah Kecil untuk Konservasi Sumber Air

Berapa liter dalam sehari air yang kamu pakai buat keperluanmu? Lima, sepuluh? Bisa lebih dari itu. Jika mandi dilakukan dua kali sehari, maka bisa dihitung kira-kira lebih dari 50 liter saja dihabiskan buat mandi saja, belum buat yang lain. Dari mana air itu kita peroleh? Masyarakat kita kebanyakan memperolehnya dari sumber air tanah, karena kemampuan perusahaan air yang masih terbatas. Banyak juga yang memperolehnya dari sungai, bahkan ada yang membangun rumah dekat sungai sehingga tak perlu bersusah-susah mencari sumber airnya.

Kersen, Jambu Air dan Rambutan

Tulisan ini diikutkan pada  8 Minggu Ngeblog   bersama Anging Mammiri, minggu pertama. S uatu sore, April 1994 Aku terbangun dari tidur siangku. Tak ada mimpi buruk, aku tidur dengan pulas siang itu. Setelah berdiam diri sambil merenung, aku lalu melompat dari tempat tidur. It's Cheery Tree time , waktunya Pohon Kersen sodara-sodara!! Kaki dan tanganku lincah mencari dahan untuk dinaiki. Berpuluh-puluh buah Kersen warna-warni menggodaku. Aku tak sabar lagi ingin mencicipi manisnya buah-buah Kersen itu. Hmmmmm..., Jangan tanya berapa lama aku bisa bertahan di atas pohon Kersen, bisa berjam-jam. Dan, untungnya, pohon Kersen itu tak jauh dari rumah. Pohon itu dengan gagahnya bertengger di depan teras depan rumah nenekku. Pohon yang jadi favoritku dan sepupu-sepupu serta kawan-kawan sepermainan di sekitar rumah nenekku. Kersen (gambar dari sini )

Saya Pilih Ubuntu!

Sekitar awal tahun lalu, saya sudah punya niat untuk membeli laptop sendiri. Setelah bertahun kerja dan selalu mengandalkan komputer kantor buat mengerjakan semua kepentingan dengannya, saya ingin mengubah keadaan ini. Saya lalu mengumpulkan sedikit demi sedikit uang honor demi sebuah laptop.  Setelah beberapa saat, uang akhirnya terkumpul.  Setelah bertanya kesana kemari merek laptop yang kira-kira murah tapi bagus, dan juga bantuan sahabat baik saya, Ami, yang kebetulan cerewet sekali kalau membahas hal-hal berhubungan dengan gadget. Kami pun lalu menunjuk sebuah merek. Pertama kali memilih laptop tersebut, abang penjualnya menawarkan memakai sistem operasi sejuta umat, sang Jendela. "Mau pake Win***s? Kalau mau, drivernya udah ada. Tinggal nambah aja sejuta.", kata si penjual tersebut. "Oh, tidak. Mau pakai linux saja. Ada gak?" "Waduh, ga ada linux di sini. Susah itu." Saya menolak, mau memakai linux saja.